Tuesday 24 November 2015

Alat-Alat Semprot Pertanian

Alat-Alat Semprot Pertanian
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan. Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak, selain itu alat semprot yang dalam perkembangan nya lebih maku salah satunya adalah alat semprot sentry fugal dan aalat semprot fooging yang biasanya digunakan untuk pengendalian nyamuk penyebab DBD (demam berdarah).
di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi. samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, 1992).
Dari hasil penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa kinerja ssprayer elektrostatika lebih baik dari tipe sprayer lainnya, namun perlu modifikasi lebih lanjut terutama pada sumber tenaga (batere) dan pola penyebaran dropletnya agar pengeluarannya benar-benar terkontrol, bahan pembawa cairan kontak (media kontak) yang mahal mengingat tidak semua bahan kimia dapat diaplikasikan dengan menggunakan sprayer elektrostatik. Kelemahan lainnya adalah disain yang dibuat masih belum ergonomis (berat dan kurang flkesibel) sehingga agak menyulitkan dalam operasionalnya di lapangan. Di samping itu rancangan sprayer elektrostatik ini perlu dimodifikasi mengingat harga atau biaya produksinya masih tinggi bila dibandingkan dengan tipe sprayer lainnya (terutama jenis sprayer gendong / knapsack sprayer), baik produk lokal maupun impor ( Llyod, 1974)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya jenis sprayer yang dapat dianggap paling baik dan memenuhi kriteria pemakaian yang diinginkan oleh pemakai (umumnya petani) adalah sprayer dari jenis Microner atau Sprayer Elektrostatik. Umumnya kriteria yang banyak diutamakan pemakai adalah criteria jaminan ketersediaan suku cadang, keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan kepraktisan. Demikian pula kesimpulan dari hasil penelitian dari peneliti yang lain yaitu bahwa sprayer yang paling baik dari segi kinerja penyemprotannya adalah sprayer elektrostatik dan yang paling buruk sprayer hidrolik (Kusdiana, 1991)
Larutan pestisida yang terdapat dalam tanki, yang telah diberi muatan (negatif), dengan tekanan dan kecepatan tertentu disemprotkan sedemikian rupa melalui sebuah lubang pemercik pengabut sehingga menghasilkan butiran-butiran semprotan dengan ukuran yang relatif kecil. Di kedua sisi pengabut sepasang elektrada ber muatan (positif) dipasangkan sejajar dimana medan listrik dijangkitkan diantaranya. Hal ini menyebabkan terjadinya gaya tarik menarik antara dua konduktor (cairan semprot dan elektroda) dan cairan semprot yang telah dimuati tersebut setelah pecah akan membentuk butiran- butiran yang seluruhnya bermuatan negatif, terjadi tolak menolak diantara butiran tersebut. Floating terhadap tanah mengakibatkan gaya tolak menolak antara butiran-butiran negatif dengan tanah tersebut. Proses tersebut di atas merupakan penyebab terjadinya pembelokan (Matthews, 1979).

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami bagian-bagian dan fungsi alat-alat logam.

II. HASIL

NO NAMA ALAT KETERANGAN
1 Alat punggung semi otomatis
Alat semprot punggung semi otomatis dimana tekanan di peroleh dari pemompaan yang dilakukan penyemprot dengan pegangan yang berada di pinggir alat tersebut. Campuran pestisida akan ditekan melalui pipa yang kemudian akan melewati noozel sehingnga butiran yang keluar dapat di atur.
Merk SOLO Kapasitas 17 liter
2 Alat semprot otomatis

Alat semprot otomatis yang tekakan diperoleh dari hasil pemompaan yang dilakukan oleh penyempron, larutan pestisida dialairkan melalui selang yang berakhirv pada noozel.
Kapasitas 5 liter
3 Alat semprot brower

Alat semprot mesin yang penghasil tekanan di peroleh dari tenaga mesin pendorong yang membawa aliran laruitan pestisida pada ujung pipa yang kemudian akan di hembuskan olek mesin
Merk tusko kapasitas 12 liter.
Alat semprot brower
Alat semprot yang menggunakan tenaga mesin pemanas yang akan mengubah larutan pestisida berubah menjadi asap.

III. PEMBAHASAN

Contolled Droplet Application (CDA) adalah suatu teknik penyemprotan dengan cara mengatur kerapatan dan keseragaman ukuran diameter butiran. Dengan kata lain, titik beratnya adalah pada ukuran butiran untuk mendapatkan hasil semprotan yang optimum. Penemuan yang menggunakan piringan berputar untuk pengabutan (atomization). Dengan menggunakan piringan berputar sebagai pengganti fungsi nosel akan dihasilkan ukuran butiran yang lebih baik dan memiliki lebar penyemprotan yang lebih luas. Untuk volume cairan tertentu, makin kecil ukuran volume partikel larutan keluar dari pengabut, makin kecil kebutuhan volume larutan, penyemprotan awal mula yang dilaakukan untuk mengendalian OPT yang pertama-tama harus mengetahui kalimbrasi yang hubungannya dengan dosis dan jumlah pestisida yang digunakan. (Aoyama, 1995)
pestisidanya Dengan demikian, bila menggunakan teknik CDA. Volume larutan pestisida dapat menjadi lebih sedikit. Teknik ini telah diterapkan dalam sprayer micron yang diproduksi oleh Micromax. Sprayer ini sangat coook untuk daerah sulit air. Pada pengabut dengan piringan berputar, larutan pestisida yang diletakkan di dalam tabung cairan yang dilengkapi dengan kran yang dihubungkan dengan selang menuju permukaan piringan. Apabila kran dibuka maka cairan akan mengalir melalui selang, selanjutnya tetesan cairan yang jatuh di atas piringan itu akan diputar oleh piringan tersebut dengan adanya gaya sentrifugal dari piringan yang berputar sehingga membentuk butiran cairan semprot. menyatakan tiga cara terjadinya butiran yaitu :
1. Butiran tunggal terlempar dari tepian piringan pada penyemprotan dengan volumerendah.
2. Cairan meninggalkan tepian piringan dalam bentuk benang air yang kemudian pecah
penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran). Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.
1. Dosis pestisida.
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.

2. Konsentrasi pestisida.
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air,Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air, Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.

3. Ukuran droplet .
Ada bermacam-macam ukuran droplet:
• Veri coarse spray lebih 300 µm
• Coarse spray 400-500 µm
• Medium spray 250-400 µm
• Fine spray 100-250 µm
• Mist 50-100 µm
• Aerosol 0,1-50 µm
• Fog 5-15 µm

4. Ukuran partikel.
Ada bermacam-macam ukuran partikel:
• Macrogranules lebih 300 µm
• Microgranules 100-300 µm
• Coarse dusts 44-100 µm
• Fine dusts kurang 44 µm
• Smoke 0,001-0,1 µm

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Peralatan yang digunakan untuk pengendalian OPT dengan pestisida harus pada peraltan yang berbeda agar tidak terjadi konta minasi dengan pestisida jenis lain
2. Kalimbrasi hal harus dilakukan akan penyemprotan tidak membuuhkan biaya yang banyak.

4.2 Raran
Dalam acara praktikum yang dilakukan sebaikbya agar lebih teliti dan penjelasan yang diberikan harus benar-benar jelas.

DAFTAR PUSTAKA


Aoyama. 1995. Study on Selection and design Improvement of Agricultural Machinery in Indonesia Using Value Engineering Approach. Case Study on Sprayer Design and Selection. Paper on Journal of Agricultural Development Studies. Vol.6 No. 1 October 1995. Japan

Kusdiana. 1992. Rancang Bangun Perangkat Hand Sprayer dengan Menggunakan Pendekatan Rekayasa Nilai. Makalah Seminar Teknik dan Manajemen Industri - ITB.

Llyod. 1974. Studi Penerapan Rekayasa Nilai ( Value Engineering ) dalam Disain Perangkat Alat Sprayer . Laporan Penelitian . Lembaga Penelitian UNPAD

Matthews, G.A., 1979. Pesticide Application Methods. Longman inc New York

Mimin Muhaemin, Ade Moetangad, Roni Kastaman, Dedi Prijatna. 1992. Rancang Bangun dan Pengujian Sprayer Elektrostatik Piringan Berputar. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian UNPAD.


No comments:

Post a Comment